Selasa, 17 April 2012

Harmonisasi Akuntansi Internasional

Harmonisasi Akuntansi Internasional

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibiltas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam.

Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi (1) standar akuntansi (yang beerkaitan dengan pengungkapan dan pengukuran); (2) pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek; (3) standar audit.

SURVEI HARMONISASI INTERNASIONAL

KEUNTUNGAN HARMONISASI INTERNASIONAL

Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu “GAAP Global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara lain :

1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak diseluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten diseluruh dunia akan memperbaiki efesisensi alokasi modal.

2. Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portfolio akan lebih beragam dan resiko keuangan berkurang.

3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.

4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.

PENERAPAN STANDAR INTERNASIONAL

Standar akuntansi internasional digunakan sebagai hasil dari (a) perjanjian internasional atau politis, (b) kepatuhan secara sukarela atau (c) keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional.

BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENENTUAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

1959-Jacok Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.

1961-Groupe d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik, didirikan di eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang uni eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.

1966- Kelompok studi internasional akuntan didirikan oleh institute professional di kanada, inggris, dan amerika serikat.

1973- Komite standar akuntansi internasional didirikan

1976- Organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi mengeluarkan deklarasi investasi dalam perusahaan multinasional yang berisi panduan untuk “pengungkapan informasi”.

SEKILAS MENGENAI ORGANISASI INTERNASIONAL UTAMA YANG MENDORONG HARMONISASI AKUNTANSI

Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :

1. Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)

2. Komisi Uni Eropa (EU)

3. Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal

4. Federasi Internasional Akuntan

5. Kelompok Kerja Ahli antar Pemerintah Perserikatan bangsa-Bangsa atas standar internasional akuntansi dan pelaporan, bagian dari konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan pembangunan.

6. Kelompok kerja dalam standar akuntansi organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi.

Tujuan Badan Standar akuntansi Internasional

1. Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan tertentu.

2. Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat.

3. Untuk membawa konvergensi stanadar akuntansi nasional dan standar akuntansi internasional dan standar pelaporan keuangan internasional ke arah solusi berkualitas tinggi.

RESPON KOMISI PASAR MODAL AS TERHADAP IFRS

Namun demikian, SEC juga menyatakan bahwa tiga kondisi harus dipenuhi oleh perusahaan sebelum SEC dapat menerima standar IASB yaitu :

1. Standar harus mencakup bagian inti ketentuan akuntansi yang menentukan dasar akuntansi yang komprehensif dan secara umum dapat diterima.

2. Standar harus berkualitas tinggi, menghasilkan daya banding dan transparansi, serta memberikan pengungkapan penuh.

3. Standar harus diinvestasikan dan diterapkan dengan ketat.

UNI EROPA (EU)

Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk mencapai tujuan ini. Eu telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar tunggal bagi :

1. Perolehan modal dalam tingkat EU

2. Membuat kerangka dasar hokum umum untuk pasar surat berharga dan derifatif yang terintegrasi

3. Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.

ORGANISASI INTERNASIONAL KOMISI PASAR MODAL

Organisasi internasional komisi pasar modal beranggotakan sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut pembagian pembukaan anggaran IOSCO :

Otoritas pasar modal memutuskan untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik, baik paad tingkat domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar yang adil, efisien dan sehat :

1. Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic.

2. Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an pengawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.

3. Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakan yang efektif terhadap pelanggaran.

FEDERASI INTERNASIONAL AKUNTAN

IFAC merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organsisasi anggota di 118 negara, yang mewakili dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan pada tahun 1977, misi IFAC adalah “untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmosisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten demi kepentingan umum”.

Kebanyakan pekerjaan professional IFAC dilakukan melalui komite tetap. Pada saat penulisan buku ini, komite tetap terdiri dari :

1. Badan standar audit dan asuransi internasional

2. Kesesuaian

3. Pendidikan

4. Etika

5. Akuntan professional dan bisnis

6. Sector public

7. Audit transnasional

Kelompok Kerja Ahli antar Pemerintah Perserikatan bangsa-Bangsa atas standar internasional akuntansi dan pelaporan, bagian dari konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan pembangunan

ISAR dibentuk pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan.

Kesimpulan

Perbedaannya sekarang bukan lagi apakah untuk mengharmonisasi atau bahkan melakukan harmonisisasi. Badan Standar Akuntansi Internasional merupakan titik pusat usaha-usaha ini. Pada masa sekarang, merupakan hal yang tidak mungkin untuk membahas permasalahan aturan pasar modal dan bursa efek tanpa mempertimbangkan harmonisasi internasional untuk prinsip akuntansi, pengungkapan, dan atau audit.

PERUBAHAN HARGA (INFLASI

PERUBAHAN HARGA (INFLASI)

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Bila ditinjau dalam jangka panjang, sejak kemerdekaan, upaya Pemerintah Indonesiamenjaga kestabilan mata uang telah menuju ke arah yang lebih baik. Prof. M. Sadli,2005, mengungkapkan bahwa inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman PresidenSukarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (kalau perluuang, cetak saja). Di zaman Suharto pemerintah berusaha menekan inflasi akan tetapitidak bisa di bawah 10% setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkankredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibiemaka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karenasejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang,artinya bercermin kepada sejarah) maka ³inflasi inti´ masih lebih besar daripada 5 persen setahun.Pada tahun 1990-an, Pemerintahan Soeharto juga sebenarnya telah mampu menjagatingkat inflasi dengan rata-rata di bawah 10%.

Hanya saja ketika memasuki masa krisismoneter Indonesia dan Asia 1997 Inflasi kembali meningkat menjadi 11,10% dankemudian melompat menjadi 77,63% pada tahun 1998, di mana saat itu nilai tukar rupiah juga anjlok dari Rp 2.909,- per dolar AS (1997) menjadi Rp 10.014,- per dolar AS (1998). Setelah itu Pemerintahan Habibie melakukan kebijakan moneter yang sangatketat dan menghasilkan tingkat inflasi yang (paling) rendah yang pernah dicapai yaitusebesar 2,01% pada tahun 1999.Selanjutnya pada tahun 2000 hingga 2006 Inflasi terus terjadi dengan nilai yangterbilang tinggi, yaitu dengan rata-rata mencapai 10%. Inflasi tahun 2005 dengan nilaisebesar 17,11% adalah inflasi tertinggi pasca krisis moneter Indonesia (1997/1998),tekanan akan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan menjadifaktor utama tingginya inflasi tahun 2005. Tingginya harga minyak di pasar internasional menyebakan Pemerintah berusaha untuk menghapuskan subsidi BBM.

Hal tersebut sangat mempengaruhi kondisi makro ekonomi Indonesia mengingat konsumsiBBM mencapai 47.4 % (tahun 2000) dari total konsumsi energi Indonesia.Inflasi bergerak pada angka yang sangat mendekati yaitu 6,60% (2006) dan 6,59%(2007). Bila saja inflasi yang terjadi pada tahun 2005 dapat diabaikan dengan alasan bahwa BBM sebagai faktor utama yang mempengaruhi inflasi tahun 2005 berada diluar kendali Pemerintah, maka tingkat inflasi dalam 2000-2006 tahun terakhir dapatdikatakan cukup terkendali.Pemerintah (pasca reformasi) sepertinya telah berusaha keras menjaga tingkat inflasi,namun berbagai tekanan dari dalam dan luar negeri pasca reformasi (1997) masih sangattinggi mempengaruhi pergerakan perekonomian Indonesia. Inflasi yang terjadi diIndonesia masih cukup tinggi apabila dibandingkan dengan tingkat inflasi Malaysia danThailand yang berkisar 2%, bahkan Singapura yang berada di bawah 1%. Bila sektor-sektor riil dalam negeri tidak dibangkitkan maka upaya di sektor moneter menjagakestabilan makro ekonomi dalam jangka panjang hanya akan menjadi hal yang sia-sia.

1 1. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dariharga barang-barang lain, Boediono (1982: 155). Dalam praktek, inflasi dapat diamatidengan mengamati gerak dari indek harga. Akibat inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara rieltingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5% sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riel pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkandaya beli sebesar 5% juga, Putong (2002: 254).

2. 2. Rumus Menghitung Inflasi

Adapun rumus untuk menghitung inflasi adalah:

1. In = IHKn+IHKn-1 X 100 %

IHKn-1

2. In = DFn + DFn -1 X 100 %

DFn -1

In adalah inflasi, IHK n adalah harga konsumen tahun dasar (dalam hal ini nilainya 100,IHK n-1 adalah indeks harga konsumen tahun berikutnya. Df n adalah GNP atau PDB deflator tahun berikutnya, Df n-1 adalah GNP atau PDB deflator tahun awal (sebelumnya).

3. Jenis Inflasi

1. Berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 4 kategori utama,Putong (2002: 260), yaitu:

a) Inflasi merayap/rendah (creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurangdari 10% pertahun.

b) Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10-30% pertahun.

c) Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100% pertahun.

d) Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknyaharga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%).

2. Berdasarkan sebabnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), yaitu:

a. Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhanyang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapaikesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai denganhukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, makaharga akan naik.

b. Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan,nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh / menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuatdan sebagainya).

3. Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi 2, Putong (2002: 260), yaitu:

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karenaterjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat padaanggaran belanja negara.

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri, karena negara-negara yang menjadi mitradagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, harga-harga barang dan jugaongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

4. Teori Inflasi

Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah,Boediono (1982: 169-170):

1. Teori Kuantitas (persamaan pertukaran dari Irving Fisher: MV=PQ)Teori kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai inflasi, namun teori ini masihsangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern ini, terutama dinegara-negara yang sedang berkembang. Teori ini mengatakan bahwa penyebabutama dari inflasi adalah:

a. Pertambahan jumlah uang yang beredar

b. Psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations) dimasa mendatang.

Tambahan jumlah uang beredar sebesar x% bisa menumbuhkan inflasi kurang darix%, sama dengan x% atau lebih besar dari x%, tergantung kepada apakah masyarakattidak mengharapkan harga naik lagi, akan naik tetapi tidak lebih buruk daripadasekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik lebih cepat dari sekarang, ataumasa-masa lampau.

Teori Keynes mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar bataskemampuan ekonomisnya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan rezeki antaragolongan-golongan masyarakat bisa menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia (yaitu, apabila timbul inflationary gap).

5. Biaya Inflasi

Biaya Inflasi yang diharapkan muncul karena hal-hal sebagai berikut, Putong (2002:262-263):

1. Shoe leather cost (biaya kulit sepatu) adalah istilah yang menyatakan bahwa bilainflasi sesuai dengan harapan maka relatif penetapan suku bunga bank akan lebih besar dari tingkat inflasi.

2. Menu cost (biaya menu), yaitu biaya yang muncul karena perusahaan harus seringmengubah harga dan itu berarti harus mencetak dan mengedarkan katalog baru.

3. Complaint and opportunity loss cost (biaya komplain dan hilangnya kesempatan).Bila perusahaan dengan sengaja tidak mau mengganti katalog baru, maka perusahaanakan mengalami kerugian karena harga akan naik sementara perusahaan menjualdengan harga lama. Bila tidak sengaja, maka perusahaan akan mendapat komplaindari pelanggan karena harga tidak sesuai dengan catalog (khusus untuk Negara yangkonsumerismenya relative sangat baik).

4. Biaya perubahan peraturan/undang-undang pajak.

5. Biaya ketidaknyamanan hidup.Biaya inflasi yang tidak diharapkan:

· Redistribusi pendapatan antara debitor dengan kreditor.

· Penurunan nilai uang pensiunan.

6. Dampak Inflasi

1. Bila harga barang secara umum naik terus-menerus, maka masyarakat akan panik,sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakatyang berlebihan uang memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauanyang ditimbulkannya.

2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush,akibatnya bank kekurangan dana dan berdampak pada tutup atau bangkrut, ataurendahnya dana investasi yang tersedia.

3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran, sehingga harga akan terusmenerus naik.

4. Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yangmasyarakatnya memiliki banyak uang.

5. Bila inflasi berkepanjangan, maka produsen banyak yang bangkrut karena produknyarelatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli.

6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

7. Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah (highend)yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi (masalah prestise).

8. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakanseefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan.

9. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadisemakin dipercaya dan tangguh.

10. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha,Putong (2002: 263-264).

Kesimpulan

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terusmenerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bilakenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.

Inflasi digolongkan menurut beberapa cara, dapat menurut laju inflasi (ringan, sedang, berat, hiper inflasi), sebab awalnya (demand atau cost inflation), asalnya (domestic atauimported inflation).

Ada 3 teori utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa penyebab utamainflasi adalah pertambanahn jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenaikenaikan harga di masa mendatang. Teori Keynes: inflasi terjadi karenan masyarakat hidupdiluar batas kemampuan sekonomisnya.. Teori strukturalis: sebab inflasi adalah darikekakuan struktur ekonomi.

Biaya Inflasi. Biaya Inflasi yang diharapkan muncul adalah: Shoe leather cost, Menu cost,Complaint and opportunity loss cost, Biaya perubahan peraturan/undang-undang pajak, danBiaya ketidaknyamanan hidup. Biaya inflasi yang tidak diharapkan: Redistribusi pendapatan antara debitor dengan kreditor dan Penurunan nilai uang pensiunan.Dampak inflasi antara lain engara rentan timbul kekacauan, masyarakat menarik tabungan, bank kekurangan dana dam bangkrut, harga semakin naik, distribusi barang tidak adil, produsen bangkrut, dampak positifnya adalah masyarakats emakinselektif memilih barang,menumbuhkan industri kecil, dan pengangguran berkurang karena banyak wirausahawan.Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi inflasi adalah yang berkaitandengan Kebijaksanaan Moneter, Kebijakan Fiskal, Kebijakan yang Berkaitan denganOutput, Kebijaksanaan Penetuan Harga dan Indexing, Sanering, dan Devaluasi.